Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

Mendengarkan Tuhan saat berdoa

Mendengarkan Tuhan saat berdoa

Mendengarkan Tuhan saat berdoa! Mendengarkan Tuhan saat berdoa! Mungkin ini bukan kebiasaan kita atau hal yang sulit bagi kita, karena itu mengharuskan kita mendengarkan apa yang ada di hati Tuhan selain mengungkapkan apa yang ada di hati kita. Tuhan ingin berkomunikasi dengan umat-Nya, bahkan lebih dari keinginan kita untuk berkomunikasi dengan-Nya! Bagaimana kita dapat memupuk keterampilan mendengarkan suara-Nya, terlebih lagi biasanya suara Tuhan datang dengan lembut dalam hidup kita?

Salah satu caranya adalah dengan doa mendengarkan (contemplative prayer), dimana dalam kesibukan dan aktivitas kita, dengan sadar, kita berusaha untuk mendengarkan secara aktif, dengan perhatian yang terfokus, dan pengharapan yang pasti bahwa Allah akan berbicara pada kita.

Di sepanjang Mazmur, Daud adalah teladan seseorang yang menantikan Tuhan dengan cara ini:

“Sesungguhnya, jiwaku senyap hening menantikan Allah; daripada-Nya datang penyelamatanku.” (Mazmur 62:1); “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” (Mazmur 42:2).

Doa kontemplatif adalah menenangkan diri bersama Tuhan, dengan tangan kosong, menunggu dengan penuh perhatian untuk apa pun yang ingin Dia katakan. Itu adalah disiplin untuk diam dan mengetahui bahwa Dia adalah Allah (Mazmur 46:10).

Jika mempraktikkan disiplin ini, Allah bisa berbicara banyak hal, kata-kata yang memberikan kita kekuatan, kasih, tindakan atau sikap yang perlu kita akui kepada-Nya—dan terkadang kepada orang lain—dan mengarahkan kita untuk mencari rekonsiliasi. Hanya dengan mendengarkan suara Rohya, kita dapat mengenali dosa kita dan mendengar Dia mengarahkan kita untuk meminta pengampunan-Nya.

Anehnya, saya sering mendapati diri saya sama enggannya mendengar kata-kata cinta-Nya. Banyak dari kita tidak menunggu di hadirat-Nya cukup lama untuk membiarkan Dia mengasihi kita. Kita cepat menyuarakan keprihatinan, mencari bimbingan-Nya, dan meminta berkat-Nya. Pasti mendukakan hati Bapa kita bahwa kita datang kepada-Nya hanya karena kekurangan sesuatu daripada datang hanya karena kita menikmati berada di hadirat-Nya.

Mari kita memulainya, beberapa langkah yang dapat membantu:

  1. Renungkan Firman Allah
    Setelah mempelajari Firman-Nya, pilih satu ayat, frasa, atau kata untuk direnungkan. Renungkan dan ulangi secara perlahan. Tanyakan kepada Tuhan apa yang ingin Dia katakan kepada Anda (Mazmur 119:78). Pilih ayat seperti, “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”(Mazmur 23:1). Terkadang ayat yang begitu familiar kehilangan artinya. Merenungkannya dan mengajukan pertanyaan mengungkapkan apa yang mungkin kita abaikan.
  1. Nyanyikan dan doakan Mazmur
    “Nyanyikan pujian bagi Tuhan” (Mazmur 68:32). Setelah membaca sebuah mazmur, mulailah menyanyikannya dengan nada yang Anda ketahui atau ciptakan sambil jalan. Menyanyikan mazmur membantu kita merenungkannya lagi dengan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman kita dari apa yang kita telah baca.
  1. Jurnal dalam doa
    Tuliskan doa-doa Anda kepada Tuhan dan tunggu tanggapan-Nya. Menulis membantu kita tetap fokus dan menyelidiki pikiran dan hati kita lebih dalam. Tulis sesuatu yang ingin Anda sampaikan kepada Tuhan (pernyataan, bukan pertanyaan, tentang sesuatu yang terjadi dalam hidup Anda). Kemudian dengarkan dan minta Roh Kudus untuk memberikan hikmat dan pengertian atas apa yang Anda doakan dari Firman-Nya.
  1. Dengarkan Tuhan berbicara melalui ciptaan-Nya
    “Langit menceritakan kemuliaan Tuhan; langit memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:1). Ketika kita duduk di pantai, Dia mengingatkan kita bahwa kasih-Nya adalah tetap. Bejalan di pasir pantai dapat mengingatkan kita akan apa yang dikatakan Daud betapa berharganya kita. (Mazmur 139:17,18).
  1. Tenanglah di hadapan-Nya
    “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN, Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya. (Ratapan 3:25,26,28).
    Dalam posisi hening ini, kita dapat mendengar Dia berbicara dengan lebih tajam. Kita menghormati Tuhan dengan menyatakan kesediaan kita untuk tetap berada di hadirat-Nya.

Prayer is communication. You talk, God listens.
You listen when God talks.

– Omoakhuana Anthonia –

Sumber : Ps. Dave Rustanto (Koordinator Doa Global)

Selanjutnya: HATI SEORANG HAMBA

Post a Comment