Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

MEMULAI TAHUN DENGAN KUAT DALAM TUHAN


Di awal tahun ini, saya diingatkan bahwa sebagai pria, kita dipanggil untuk memimpin. Tuhan telah memberikan kita tanggung jawab untuk memimpin keluarga kita.


Saat ini, dengan begitu banyak ketidakpastian dan hal-hal negatif yang terjadi di sekitar kita dan di seluruh dunia, pikiran dan kata-kata kita dapat dengan mudah terpengaruh. Banyak orang, sadar atau tidak, berbicara negatif tentang diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan masa depan mereka. Kita sering lupa bahwa kata-kata kita memiliki kuasa untuk menciptakan. Apa pun yang kita ucapkan—baik atau buruk—kita memberikan kehidupan kepada kata-kata tersebut (Amsal 18:21).


Bagaimana kita, sebagai pria, memimpin keluarga kita? Dengan menunjukkan melalui pikiran, perkataan, dan tindakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas rumah kita. Saat kita memulai tahun baru ini, kita harus secara sengaja membangun budaya dalam hidup kita. Seperti tema gereja kita untuk tahun 2025 “Alive in Culture” mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk membangun budaya rohani yang kuat sejak awal.


Memimpin keluarga kita dimulai dengan memimpin diri sendiri yang dimulai dari dalam ke luar.


Kita harus BERAKAR PADA TUHAN dan FIRMAN-NYA

Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
(Kisah Para Rasul 20:32 TB)

Hanya Tuhan dan Firman-Nya yang dapat membangun kita dan menyediakan segala yang kita butuhkan di tahun yang baru ini. Kita adalah sebuah karya yang sedang dalam proses. Kita harus hidup di bawah otoritas Firman Tuhan dan bertumbuh sebagai murid Kristus.


Sungguh mengejutkan betapa seringnya orang mengabaikan fakta bahwa tindakan kita berasal dari pikiran kita. Hanya menginginkan perubahan, tetapi masih berpegang pada pola pikir lama, tidak akan membawa perubahan. Hanya melalui Firman Tuhan, pikiran kita diperbarui dan hidup kita diubahkan.


Oleh karena itu, saya menantang setiap pria yang merindukan tahun dan kehidupan yang penuh transformasi untuk mendedikasikan waktu dan membiasakan diri secara rutin mempelajari Firman Tuhan.



Kita perlu menjadi SEPERTI KRISTUS

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”
(Filipi 2:5 TB)

Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Filipi untuk membangkitkan semangat mereka dan mengingatkan mereka agar tetap bersukacita, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Meskipun berada di dalam penjara, Paulus tetap mendorong mereka untuk bersukacita, karena Tuhan masih bekerja dalam hidup mereka.


Frasa “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” berarti memiliki pola pikir Kristus—mengadopsi sikap dan perspektif-Nya.


Paulus menggambarkan bagaimana Yesus, dalam sifat keilahian-Nya, memilih untuk menyerahkan kemuliaan-Nya dan merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia, dan pada akhirnya mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib (Filipi 2:7-8). Tindakan ini merupakan demonstrasi kasih yang mendalam, karena Dia rela merendahkan diri-Nya untuk mengekspresikan kasih tersebut. Dia adalah teladan utama dalam kasih dan kerendahan hati.


Saya mendorong setiap pria untuk memiliki pola pikir yang sama – siap untuk merendahkan hati, memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan orang lain di atas kebutuhan dan kesejahteraan kita sendiri, terutama keluarga yang kita pimpin.


Kita harus KUAT DI DALAM TUHAN

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
(Efesus 6:10 TB)

Frasa “kuat di dalam Tuhan” dalam bahasa Yunani aslinya adalah kata kerja pasif. Artinya, menjadi kuat di dalam Tuhan tidak datang dari membangun kekuatan kita sendiri. Sebagai pria, kita tidak dapat menguatkan diri kita sendiri di dalam Tuhan; sebaliknya, kita harus “diberdayakan” atau “dikuatkan” oleh-Nya.


Selain itu, ayat ini mengatakan untuk menjadi kuat “di dalam Tuhan,” bukan “oleh Tuhan”. Ketika hidup kita diposisikan di dalam Tuhan dan kita tetap terhubung dengan-Nya, kita mendapatkan kekuatan sejati-untuk memimpin dan mengatasi setiap rintangan yang kita hadapi. Itulah sebabnya Yesus berkata:

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,

kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting- rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa- apa”
(Yohanes 15:4–5 TB)



Sebagai pria, kekuatan kita berasal dari berada di dalam Yesus. Tanpa Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi di dalam Kristus, kita memiliki akses penuh kepada kekuatan-Nya yang dahsyat.


Jadi, mari kita memulai tahun ini dengan penuh keyakinan, berdiri dalam kekuatan yang teguh di dalam Tuhan. Tetap terhubung dengan-Nya, berjalan bersama Tuhan, dan bergantung sepenuhnya pada kuasa-Nya, bukan pada kekuatan kita sendiri, saat kita memimpin keluarga kita!


Selamat menikmati tahun baru yang penuh kemenangan!
Jerry Ruslim (Koordinator Pria Global)

Post a Comment