SEORANG PRIA YANG BERANI
Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu
(Yosua 14:12a TB)
Keberanian tampaknya menjadi hal yang langka dewasa ini. Ada banyak definisi keberanian, tetapi satu yang sangat mengena bagi saya adalah: “Melakukan hal yang benar dalam menghadapi pertentangan.” Saat ini, kita sering melihat orang-orang mengikuti arus, bahkan ketika itu mengarahkan mereka untuk membuat pilihan yang salah. Dibutuhkan keberanian untuk melawan arus dan membuat keputusan yang benar dalam hidup. Jalan yang mudah adalah menyatu dengan orang lain, mengikuti apa yang dilakukan orang lain, dan membiarkan ketakutan akan penilaian mengarahkan tindakan Anda, seperti mengambil jajak pendapat dan hanya mengikuti orang banyak.
Ada seorang pria dalam Alkitab bernama Kaleb (Yosua 14:6-12) yang menonjol sebagai sosok yang luar biasa, dikenal karena keberaniannya yang luar biasa dan imannya yang tak tergoyahkan kepada Tuhan. Kisahnya terungkap pada saat yang paling penting dalam sejarah Israel, ketika bangsa Israel bersiap memasuki Tanah Perjanjian setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun.
Sebagai salah satu dari dua belas mata-mata yang dikirim Musa untuk mengintai Kanaan, Kaleb menunjukkan keberanian yang luar biasa. Sementara mata-mata lainnya kembali dengan laporan yang penuh ketakutan tentang raksasa dan kota-kota yang berkubu, Kaleb, bersama Yosua, dengan berani menyatakan bahwa bangsa Israel bisa merebut tanah itu. Keyakinannya muncul dari kepercayaan yang mendalam dan keyakinan yang teguh pada janji Tuhan, menunjukkan bahwa keberanian sejati berakar pada iman.
Sebagai pria, kita bisa belajar tiga hal dari kehidupan Kaleb:
1. DIA MEMILIH UNTUK TIDAK TERPENGARUH OLEH MAYORITAS NEGATIF
Ketika sepuluh dari dua belas mata-mata memberikan laporan yang mengecilkan hati, Kaleb berdiri menentang mereka, menganjurkan penyerangan dan penaklukan atas Kanaan. Akan sangat mudah baginya untuk menyesuaikan diri dan mengikuti suara mayoritas, membiarkan kesepuluh pemimpin yang persuasif itu menyampaikan kata terakhir, sementara dia hanya diam setuju.
Namun, Kaleb menolak untuk tetap diam saat mayoritas berpaling dari Tuhan. Sangat menginspirasi bahwa Kaleb memilih untuk berdiri teguh demi kebenaran, bahkan ketika itu berarti melawan arus opini publik.
2. DIA TETAP SETIA DI TENGAH KESULITAN SEPANJANG HIDUPNYA
Keberanian Kaleb bukan hanya tindakan sesaat; itu adalah komitmen seumur hidup. Bahkan setelah bangsa Israel menghabiskan empat puluh tahun mengembara di padang gurun karena ketidaktaatan mereka, Kaleb tetap memegang erat imannya, percaya bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya. Kesetiaannya yang tak tergoyahkan kepada Tuhan membuatnya berbeda dan menerima hadiah istimewa (Yosua 14:8-9).
3. DIA BUKAN SEORANG PENGECUT
Pada usia delapan puluh lima tahun, Kaleb mendekati Yosua untuk meminta wilayah pegunungan yang menantang di Hebron. Pernyataannya dalam Yosua 14:11, “pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa”, mencerminkan semangat dan kesediaannya yang luar biasa untuk menghadapi setiap tantangan. Dia tidak sedang menyombongkan diri; dia tahu bahwa kekuatannya berasal dari iman yang teguh kepada Tuhan. Alih-alih mencari jalan yang mudah, dia menerima tantangan itu, mewujudkan keberanian sejati.
Kaleb hidup dalam keberanian, meninggalkan warisan yang menginspirasi bagi generasi berikutnya. Perjalanan Kaleb menunjukkan kepada kita bahwa keberanian sejati bukan berarti tidak memiliki rasa takut; melainkan memilih untuk percaya kepada Tuhan bahkan di tengah ketakutan. Iman dan keberaniannya yang tak tergoyahkan mengingatkan kita bahwa dengan pertolongan Tuhan, kita dapat menghadapi raksasa dan mengatasi hambatan kita, apa pun usia atau keadaan kita.
Di dunia yang sering dipenuhi ketidakpastian dan ketakutan, Kaleb menginspirasi kita untuk tetap teguh dalam keyakinan kita dan dengan berani mengejar janji-janji Tuhan, dengan keyakinan bahwa Dia menyertai kita di setiap langkah.

Sumber: Jerry Ruslim (Koordinator Pria Global)