Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

IFGF MEN “OUT & ABOUT”

OUT AND ABOUT

Halo semuanya kembali bersama saya, Andrew Hartono, sebagai Koordinator IFGF Men Global dalam artikel bulan ini. Baru saja beberapa minggu yang lalu tim IFGF Men kami melakukan sebuah aktivitas bersama dengan beberapa pria (dari gereja IFGF maupun dari luar) dan kami menyempatkan diri untuk mengambil waktu semalam saja camping di Ranu Regulo. Antusiasnya cukup baik dalam acara kemarin itu dan hampir semua memiliki keinginan yang sama yaitu untuk melakukan kembali IFGF Men camping bersama lagi.

Dalam acara camping kemarin ada banyak hal yang bisa saya bagikan walaupun aktivitas tersebut kita lakukan hanya dalam 1 malam saja. Seperti banyak acara lain tentunya persiapan yang matang adalah kunci dari suksesnya sebuah acara. Tim IFGF Men pun menyiapkan segala sesuatu berdasarkan pengalaman kami di acara IFGF Men Camp sebelumnya yaitu: harus membawa makanan yang lezat, bawa kompor yang cukup, kopi yang nikmat, tenda dan matras yang empuk untuk bisa beristirahat di malam harinya.

Semuanya sudah disiapkan dengan baik dan tibalah hari H tersebut. Mobil 4×4 Offroad sudah siap (karena lokasi camping adalah di atas gunung) dan berangkatlah kami dengan 5 mobil menuju lokasi tersebut. Tidak lama salah satu mobil kami mengalami gangguan mesin, yang memaksa kami untuk melakukan sedikit detour. Kami berhenti sejenak sambil makan siang, menunggu mobil pengganti yang kami luncurkan dari Surabaya. Selesai makan siang, mobil bantuan tiba, dan melanjutkan perjalanan kami menuju lokasi camping.

Setibanya di area camping, kami melihat betapa indahnya pemandangan yang diciptakan Tuhan kita. Danau yang terletak di atas gunung, begitu sepi dan sunyi, sejuk dan rindang. Semua peserta langsung merasakan momen yang menyegarkan dari hiruk pikuknya kehidupan kota, sibuknya kerjaan di kantor, dan terhindar dari tuntutan-tuntutan lain yang kami tinggalkan sejenak di hari itu. Singkat cerita kami menikmati waktu dengan santainya, penuh dengan obrolan-obrolan yang lucu, jujur, dan terbuka di malam itu.

Terlepas dari semua itu, ada masalah lain yang muncul yaitu karena dinginnya cuaca, kami menghabiskan 2-3 jam untuk membuat api yang kami perlukan untuk memasak makanan-makanan, sekaligus menghangatkan tubuh kami karena ternyata ada cuaca ekstrim yang terjadi ketika kami berada di situ. Temperatur yang biasanya 16 derajat (suhu yang sangat cocok untuk camping) menjadi 9-10 derajat malam itu. Dan ketika kami tidur temperatur mencapai 4-6 derajat. Tentu saja kami semua tidak siap akan dinginnya cuaca malam itu. Tapi semuanya dapat kami lalui sampai esok hari dimana pemandangan danau dipenuhi kabut yang sangat indah dapat kami nikmati sebelum kami pulang balik ke rumah masing-masing.

Hanya 1 malam, tapi ada beberapa pelajaran yang bisa saya petik. Yang pertama adalah ketika realita tidak sejalan dengan rencana. Hal ini tentu tidak mengenakkan, karena mengacaukan rencana dan program acara dan dapat mengganggu tujuan akhir yang ingin kita capai. Tapi ketika hal ini terjadi, keberadaan satu kumpulan yang positif dimana semuanya mencari cara untuk saling membantu dan mencapai tujuan yang sama itu membuat masalah itu seakan-akan tidak ada.

Saya ingat satu perkataan “Bayangkan apa yang bisa kita capai bersama ketika tidak seorang pun peduli siapa yang mendapat penghargaannya.” Dan itulah yang kita alami bersama malam itu. Dari mobil rusak, cuaca ekstrim di luar kendali, api yang susah nyala semua hanyalah selingan-selingan perjalanan kami, bahkan menjadi sebuah memori tersendiri buat setiap kami karena justru masalah tersebut membuat kami menjadi lebih berpengalaman di kemudian hari.

Saya pikir jika salah satu masalah itu terjadi dengan saya dan saya bepergian sendiri, mungkin saya sudah batal dan pulang. Tapi karena saya bersama-sama pria lain, semua tidak ada yang mengeluh, tapi justru berpikir bagaimana supaya kami semua bersama bisa menikmati malam itu, maka semuanya terselesaikan dengan baik. Bahkan malam itu di akhir Juli adalah dimana meteor-meteor (shooting stars) bisa banyak terlihat seakan menjadi penghargaan bagi kami.

Hal kedua yang saya pelajari adalah sejak malam itu, ada beberapa peserta yang sudah lama tidak ke gereja, ada yang di luar gereja akhirnya mulai bertanya-tanya tentang kehidupan, hubungan suami istri, hubungan berpacaran, dan lain-lain. Pintu-pintu komunikasi baru terbuka dan pemuridan baru mulai terjadi. Saya ingat betul ketika di IFGF Conference di sesi pertama Presiden IFGF Global, Pastor Sammy mengingatkan kita untuk jangan meremehkan hal-hal yang kecil (never despise humble beginnings). Di IFGF Men Camp kita hanya 1 malam tapi dari 1 malam itu ada kelanjutan-kelanjutan kinerja dari Roh Kudus, ada pemuridan-pemuridan bisa terjadi, ada banyak cerita-cerita positif yang bisa dibagikan.

Itulah sebabnya saya berikan judul artikel kali ini Out & About. Sebagai pria, kita tidak hanya diciptakan untuk diri kita sendiri. Ketika Adam diciptakan, Tuhan memberikan kuasa dan otoritas kepada Adam untuk menguasai ciptaan-ciptaan lainnya dan memberikan nama. Sudah sewajarnya kita sebagai pria untuk ambil waktu keluar dari zona nyaman, keluar dari kesibukan dan kembali ke alam karena di situ kita akan terbangun insting sebagai laki-laki. Dan bukan hanya pergi keluar, kita juga tentu tidak lepas dari panggilan kita yaitu memenuhi Amanat Agung (The Great Commission).

Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

(Matius 28:19-20 TB)

Pemuridan tidak harus terjadi hanya di gereja, tapi justru harus selalu terjadi di luar gereja dimana orang dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam kehidupan kita. Ini bisa terlihat dari bagaimana kita menjalani hubungan dengan istri, bagaimana kita berhubungan dalam dunia bisnis atau karir, dan juga dalam pelayanan kita. Saya yakin setiap dari kita akan menemukan dimana kita dipanggil untuk melakukan pemuridan, karena hidup kita bukan untuk kita sendiri, tapi untuk orang-orang lain dimana nama Tuhan akan dimuliakan melalui hal itu.

Saya mau mendorong teman-teman dimanapun kalian berada untuk coba keluar dari zona nyaman, kelilingi dengan mentor-mentor atau teman-teman yang positif, temui masalah-masalah baru, diskusikan dan selesaikan dengan baik, dan pada akhirnya ajarkanlah pengalaman-pengalaman berharga kita ke orang-orang lain di sekitar kita. Mirip dengan cerita camping kami, demikianlah juga hidup kita. Salam sehat semua, God Bless.

IFGF Men Camping Highlights 2022 – YouTube

Sumber : Andrew Hartono (Koordinator IFGF Men Global)

Selanjutnya: REVIVAL NIGHT AT IFGF TAMAKO

Post a Comment