Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

MENDIDIK ANAK- ANAK YANG TAKUT AKAN TUHAN


Di Amerika Utara, kami dihadapkan pada penurunan jumlah pemuda dan dewasa muda yang menghadiri gereja. Menurut data survei dari Gallup, mereka mencatat bahwa orang dewasa muda lebih kecil kemungkinannya dibandingkan orang dewasa lainnya untuk bergabung dalam komunitas keagamaan dan juga menghadiri gereja. Hal ini membuat saya bertanya-tanya, apa yang menyebabkan generasi muda menjauh dari gereja? Bagaimana kita bisa menjembatani kesenjangan ini? Dan apa tanggapan kita sebagai tubuh Kristus?


Sumber: Jones, J. (2022) https://news.gallup.com/poll/467354/childhood-churchgoing-habits-fade-adulthood.aspx


Meskipun saya belum memiliki anak, saya bertanya kepada orang tua saya untuk mencari hikmat dalam mendidik anak-anak di rumah tangga Kristen. Kedua orang tua saya, Kris Wijaya dan Retno Dermawan, memulai pelayanan mereka sebagai guru sekolah Minggu sebelum memimpin gereja IFGF Vancouver. Saya sangat bersyukur memiliki mereka sebagai orang tua dan mentor saya. Saya bersyukur memiliki kesempatan untuk belajar dari mereka dan mendapatkan wawasan tentang menempatkan Tuhan sebagai kepala rumah tangga kami. Saya berharap percakapan saya dengan mereka juga akan berguna untuk keluarga Anda!


Apa pelajaran yang telah kalian pelajari selama 30 tahun menjadi orang tua?


Kami telah belajar bahwa menjadi orang tua adalah sebuah keistimewaan dan perjalanan yang menarik. Kami menjalani proses pembelajaran yang sama dengan kamu. Sama seperti kamu sedang menemukan potongan demi potongan identitas, kami juga harus mencari cara terbaik untuk mendukung kamu dan memberikan teladan kasih Bapa Surgawi kepadamu. Kami percaya bahwa setiap anggota keluarga adalah rekan satu tim dan dipercayakan satu sama lain untuk memenuhi tujuan Tuhan bagi Kerajaan-Nya.


Peran utama kami sebagai orang tua adalah menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan. Hal ini memampukan kami untuk memperoleh kebijaksanaan, kekuatan, dan kesabaran dari-Nya. Dengan membangun hubungan ini membantu kami mengidentifikasi area mana yang dapat kami kembangkan sebagai orang tua dan bagaimana kami dapat membimbing kalian dengan kasih dan disiplin. Kami melihat anak-anak sebagai anugerah dan memegang tanggung jawab untuk memimpin mereka kepada Tuhan, sebagaimana diperintahkan dalam Ulangan 6:4-9.

4 4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!5 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6 6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kapada anak-anakmu. dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun, 8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslan itu menjadi lambang di dahimu, 9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Penting untuk diakui bahwa sebagai orang tua, kami bertindak sebagai perwakilan Tuhan. Ketika kami menanamkan prinsip-prinsip kebenaran dalam anak-anak kami, mereka harus menyaksikan prinsip-prinsip tersebut dalam tindakan kami. Ayat 7 secara khusus menekankan perlunya pengajaran yang disengaja tentang Firman Allah kepada anak-anak. Kami berusaha untuk secara konsisten menempatkan Yesus sebagai pusat dinamika keluarga kami—baik saat kami menghadapi tantangan, menyelesaikan konflik, percakapan sehar-hari, menangani masalah perilaku, atau memberikan dorongan semangat. Kami memastikan bahwa Tuhan terlibat dalam setiap keputusan keluarga, membuat kehadiran-Nya terlihat dalam setiap aspek kehidupan kami. Meskipun kami mungkin bukan orang tua yang sempurna, tujuan kami setiap hari adalah untuk bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Sangat penting untuk memberikan teladan baik melalui kata-kata maupun tindakan kami.



Strategi apa yang kalian terapkan dalam membantu mendidik anak-anak yang takut akan Tuhan?


Salah satu hal yang telah berhasil bagi keluarga kami adalah membangun mezbah pujian. Rumah kami adalah sebuah gereja dalam skala kecil, dan kami dipanggil untuk melayani satu sama lain. Ketika kamu dan saudaramu masih kecil, kami menyisihkan waktu khusus dalam hari kami untuk membaca Alkitab, menyembah, dan berdoa bersama sebagai keluarga. Kami berharap bahwa seiring kamu tumbuh dewasa, kamu akan melihatnya sebagai sesuatu yang penting dalam perjalanan kamu dengan Tuhan. Peran kami sebagai orang tua adalah memperkenalkan kamu kepada Tuhan, melengkapimu dengan Firman-Nya yang hidup, dan keputusan untuk mendedikasikan hidup kepada-Nya ada di tanganmu. Seperti dalam setiap hubungan, komunikasi adalah kunci dalam mendidik anak-anak. Kami perlu menciptakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan sulit tentang Alkitab, menyampaikan perasaan kami, dan bersedia menjelaskan Firman dengan kesabaran.


Seorang wanita dalam Alkitab yang memberikan teladan yang hebat sebagai orang tua yang takut akan Tuhan adalah Hana. Imannya yang teguh kepada Tuhan membawanya untuk mendedikasikan anaknya, Samuel, untuk dipakai sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan cara yang sama, harapan kami untuk kamu dan saudaramu adalah menjalani kehidupan yang didedikasikan untuk melayani Tuhan. Kami percaya bahwa anak-anak adalah anugerah berharga dari Tuhan, seperti yang diingatkan dalam Mazmur 127:3-4:

“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.”

Kebahagiaan terbesar kami adalah melihat kalian memberikan hidup dalam pelayanan, baik di gereja maupun di dunia usaha. Kami memahami pentingnya menanamkan sikap melayani dengan penuh kasih sejak usia muda. Kami menunjukkan hal ini melalui bagaimana kami dapat memberikan waktu, keuangan, atau kata-kata dorongan kepada orang lain. Misi hidup terutama kami selalu untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dengan percaya bahwa segala sesuatu yang lain akan mengikuti. Dengan menjadikan ini sebagai fokus dalam keluarga kami, kami memperdalam hubungan kami dengan hati Bapa Surgawi.



Terakhir, kami berpikir penting untuk menciptakan keseimbangan antara pelayanan serta waktu berkualitas bersama satu sama lain. Hal ini dapat terjadi seperti berjalan-jalan, kegiatan di luar ruangan, malam bermain bersama, atau sekadar duduk bersama di meja makan. Salah satu aturan dasar kami selama makan adalah menjauhkan ponsel dan aktif bertanya tentang hari masing-masing. Keluarga yang takut akan Tuhan memberikan prioritas pada persekutuan dan menunjukkan kasih dengan hadir sepenuhnya satu sama lain. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak kami merasa dilihat, didengar, dan dihargai. Pada akhirnya, kami bertujuan untuk membina hubungan yang kuat dengan anak-anak kami. Mendidik anak-anak yang takut akan Tuhan adalah perjalanan yang membutuhkan usaha besar. Ini tentang menunjukkan komitmen kami untuk saling melayani dan mengasihi, sama seperti Yesus mengasihi gereja.


Sumber: Jennifer Wijaya (Koordinator Wanita Global)

Post a Comment