Intergenerational Leadership
Pada tanggal 28 Februari 2021, Now and Next Movement mengadakan Webinar kedua CHURCH IN THE NEW LANDSCAPE dengan tema INTERGENERATIONAL LEADERSHIP. Now and Next Movement adalah sebuah persekutuan tubuh Kristus yang menyatukan hati untuk meneruskan Legacy of Revival dari generasi ke generasi melalui Intergenerational Leadership dan Intergenerational Discipleship. Now and Next Movement terlahir dari persekutuan pemimpin-pemimpin Gereja yang berkumpul untuk mensyukuri 40 tahun berjalan bersama Tuhan dan mencari hati Tuhan untuk terus berjalan di dalam kegerakan-Nya bahkan sampai 40 tahun yang akan datang.
Webinar Intergenerational Leadership yang dilaksanakan pada bulan lalu ini diikuti sekitar 900 peserta dan 39 sinode gereja. Ada dua pembicara dalam webinar ini yaitu Dr. Bambang Budijanto (Founder and coach Leaders for Leaders) dan Ps Sam Hartanto (Senior Pastor IFGF Bandung dan juga sekretaris IFGF Global).
Webinar ini bertujuan untuk menjawab dan menjelaskan tentang intergenerational leadership dan bagaimana pengaplikasiannya serta untuk menjawab pertanyaan yang kerap kali muncul bagi seorang pemimpin, seperti:
- Adakah cara atau model terbaik dalam memimpin bersama-sama antar generasi?
- Bagaimana mengubah kultur “regenerasi” (bergantian memimpin) menjadi “intergenerasi” (bersama-sama memimpin)?
- Bagaimana caranya membangkitkan & melibatkan generasi muda yang sangat berbeda dg generasi kita sendiri?
- Bagaimana caranya pemimpin dari tiap-tiap generasi dapat berkolaborasi dan memimpin bersama?
Dalam sesi “Intergenerational Leadership Model” yang dibawakan oleh Dr. Bambang Budijanto menjelaskan mengenai apa sebenarnya model kepemimpinan ini, mengapa model ini efektif, penting dan dibutuhkan dan juga bagaimana mengukur apakah organisasi sudah memiliki kultur intergenerasi yang sehat.
Sementara itu, untuk topik “Raising Next Generation Leaders” dibawakan oleh Ps Sam Hartanto. Dalam kesempatan ini, Ps Sam menjelaskan mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat membangun kesepakatan dan kepercayaan antar generasi dan langkah-langkah praktis untuk membangkitkan pemimpin dari generasi selanjutnya. Turut juga dibahas mitos yang salah dalam transisi generasi terkemuka (myths in the leading generational transition), yaitu:
- Tampil muda tidak berarti anda terhubung dengan baik (to appear young doesn’t mean you connect well)
- Posisi Anda menjamin rasa hormat (your position guarantees respect)
- Lebih banyak waktu sama dengan membangun hubungan (more time equals building relationship)
- “Asuhan” saya berhasil untuk saya, itu memang akan berhasil untuk mereka (my upbringing worked for me it will indeed work for them)
Karenanya, Ps Sam menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki 3C, yaitu Clarity, Culture and Cultivate.
Tuhan mengasihi setiap generasi sehingga sudah seharusnya lah setiap generasi berjalan bersama-sama untuk memberitakan Kabar Baik.
“Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.”
-Lukas 5:37-38-