Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

Grey’s Anatomy

Grey’s Anatomy

Pada bulan lalu, tepatnya 28 September 2021, IFGF Men mengadakan fellowship dengan judul “Grey’s Anatomy” dengan pembicaranya Ps. Sam Hartanto (President of IFGF Global). Ada 242 pria yang bergabung dalam IFGF Men Fellowship ini. Mereka berasal dari IFGF Bandung, Surabaya, Jakarta, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Cirebon, Bali, Manado, Mapanget, Sorong, Gorontalo, Tondano, Abepura, Singapore, Osaka, Seoul, Taipei, Melbourne, Auckland, Canberra, Sydney, Houston, Düsseldorf dan juga gereja lainnya (JPCC, GBI Sukawarna, GIA Semarang, GSJA Cimahi, Smcc church, GBIS Kepunton, Bread of Life Church – IMBOLC, GBI).

IFGF Men Fellowship ini diawali dengan sapaan dari host, Christian Surya (IFGF Men Surabaya Team) dan Andrew hartono (IFGF Men Global Coordinator). Lalu dilanjutkan dengan beberapa sharing dari bintang tamu yang merupakan para pria dan jemaat IFGF.

Pertama, ada Hendra Makmur (Pemilik Bisnis Lokal). Beliau membagikan bahwa kedewasaan itu bukan ditentukan oleh umur. Bukan berarti karena kita makin tua, maka kita langsung menjadi orang dewasa, ada orang yang umurnya 60 tetapi perilaku, pikiran dan perkataannya seperti orang yang berumur 16. Tapi sebaliknya, ada juga orang yang umur 16 namun cara pemikiran, perkataan dan perilakunya seperti orang yang sangat dewasa. Itulah yang membedakannya, bahwa kedewasaan dihasilkan karena seorang pria mengambil tanggung jawab dalam perkataan, perilaku, dan pemikirannya. Beliau membagikan bagaimana sebagai seorang ayah beliau memperbolehkan anaknya untuk mendengar musik atau menonton film yang sebenarnya belum pada waktunya. Tapi semua itu dilakukan karena beliau mempunyai hubungan yang dekat dengan anaknya sehingga semuanya dapat didiskusikan sebelum anak-anaknya dapat mendapatkan kepercayaan tersebut. Jadi boleh tidaknya satu aktivitas didalam keluarga mereka bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tapi justru kebebasan yang dilandasi oleh hubungan yang dekat, pengetahuan tentang firman Tuhan, dan komunikasi yang baik diantara seorang ayah dan anak.

Selanjutnya ada Gandi Hidayat yang membagikan pengalamannya saat bekerja di bidang pekerjaan yang tak lazim bagi orang kristen, di perusahaan minuman keras. Awal sebelum menerima pekerjaan ini, Gandi sempat berpikir apakah boleh orang Kristen bekerja di perusahaan minuman keras. Sempat telepon sana-sini untuk konseling sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung di perusahaan itu. Rencana awal bekerja 1-2 tahun tapi malah sudah berjalan 18 tahun. Pertanyaan yang sering diajukan kepada dirinya adalah, masak sih sudah 18 tahun berada dalam dunia pekerjaan seperti itu tidak pernah terpeleset. Dan Gandi menjelaskan bahwa dia tidak suka ke klub malam dan kalau ditanya lebih lanjut biasanya dia akan menjawab “karena tidak punya uang”. Tapi memang jawaban yang sebenarnya adalah dia memang tidak suka minum alkohol dan kalau minum alkohol mukanya akan merah dan bentol-bentol. Sehingga pada suatu hari ada satu anak buah beliau dikantor datang kepada beliau dan mengutarakan hal yang luar biasa. Anak buah ini berkata: “Pak Gandi, saya salut sama bapak. Saya hormat sekali sama bapak karena sudah bertahun-tahun bapak bekerja disini tapi tidak satu kalipun bapak bermain dengan wanita lain. Terima kasih sudah menjadi inspirasi buat saya karena ternyata kita bisa bekerja ditempat ini tanpa jatuh kedalam pergaulan yang tidak sehat.” Hal inilah yang kemudian membuat Gandi tetap bisa memegang komitmennya pada Tuhan meskipun bekerja di tempat seperti itu; yaitu karena dia percaya bahwa ada tujuan untuk setiap kita ditempatkan dimana kita berada disetiap musim kita.

Setelah sesi sharing, acara IFGF Men Global Fellowship dilanjutkan dengan membahas topik utama “Grey’s Anatomy” bersama Ps. Sam Hartanto. Pada dasarnya kita tahu bahwa kebenaran tertulis dalam Alkitab. Jika kita membahas Grey Area dalam kehidupan pria, sebenarnya wanita juga memilikinya. Dan kenyataannya, tidak ada satu pun dari kita yang benar-benar putih atau benar-benar hitam, karena yang benar-benar putih hanya Tuhan. Tapi kabar baiknya Dia sudah taruh benih-benih potensi bahwa orang bisa melakukan sesuatu yang baik di seluruh dunia baik itu orang yang percaya Tuhan atau pun yang tidak. Contoh saja, saat melihat orang dibunuh maka akan muncul rasa risih, jijik, takut atau pun trauma, hal ini karena pada dasarnya sudah ada “benih baik” dalam hidup kita. Dan jika kita menerima Kristus maka benih-benih ini akan berbuah dengan luar biasa dalam kehidupan orang tersebut.

Meskipun tidak ada yang benar-benar putih, tapi bukan berarti kita membiarkan diri kita berada dalam kegelapan, tapi justru sebaliknya berjalan keluar dari kegelapan itu, seperti yang tertulis dalam Mazmur 23, “sekalipun aku berjalan dalam lembah kelam, aku tidak takut bahaya…”. Jangan saling membandingkan diri, “oh aku lebih baik dari si A atau si B” karena setiap kita punya grey area masing-masing. Belajar untuk hidup tidak dalam kepura-puraan. Lebih baik terlihat tidak baik tapi belajar untuk menjadi lebih baik daripada pura-pura terlihat baik karena akan sulit untuk mengubah seseorang jika dia hidup dalam kepura-puraan. Karena ingatlah dalam 1 Petrus 2:9 dikatakan bahwa kita adalah imamat yang rajani.

Setelah itu, Ps. Raymond yang merupakan gembala IFGF Surabaya menyampaikan terima kasih kepada Ps. Sam Hartanto yang telah bersedia menjadi pembicara dalam IFGF Men Global Fellowship ini. Ps. Raymond menekankan kalau kita perlu menjaga hidup kita dengan benar agar dapat meninggalkan warisan untuk generasi selanjutnya. Lalu, sebagai komunitas, kita juga bisa sama-sama saling membangun. Dalam firman Tuhan di 1 Korintus 10:23, dikatakan bahwa segala sesuatu itu baik, tapi bukan berarti segala sesuatu itu membangun dan segala sesuatu itu yang sepertinya kelihatan benar belum tentu berguna. Karena itu penting bagi kita, terutama para pria untuk dapat tertanam di dalam komunitas yang benar sehingga dapat saling mendukung dan membangun sehingga sama-sama bisa berjalan menjauh dari grey area kita.

Setelah itu, acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan ditutup dengan doa. Semoga melalui IFGF Global Men Fellowship, para pria semakin bisa membedakan apa yang benar dan tidak benar dan terus bertumbuh dalam Tuhan.

“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.

-1 Korintus 10 : 23-

Next: BAPTISM & CHURCH BUILDING CONSTRUCTION

Post a Comment