Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

SORAKAN PUJIAN


Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Alkitab memerintahkan orang percaya untuk berseru kepada Tuhan? Anda mungkin mengenal beberapa orang yang suka berteriak, tetapi kebanyakan orang lebih suka berbicara dengan pelan. Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk, “BERTERIAK KEPADA TUHAN,” agar tembok Yerikho runtuh.

15 Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali 16 Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu!

(Yosua 6: 15-16 TB)

Tuhan tidak tuli! Dia tidak memakai alat bantu dengar. Ia tidak pernah mengalami gangguan pendengaran. Lalu mengapa kita diperintahkan untuk berteriak? Ada ayat Alkitab yang memerintahkan orang percaya untuk, “Tenanglah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan.” Dan memang sangat penting untuk mengikuti instruksi ini untuk mengenal Tuhan. Namun, sebagai orang percaya, kita juga diperintahkan Tuhan untuk “berteriak” dan melakukan “Shout of Praise” kepada Tuhan pada waktu yang berbeda-beda. Mengapa?


Di Yosua 6, Yoshua dan Orang Israel menghadapi tembok Yerikho yang tak terkalahkan. Tuhan menyuruh mereka untuk berseru kepada-Nya. Teriakan itu menandakan suara kemenangan dan mengungkapkan iman yang sangat kuat kepada Tuhan. Kepercayaan mereka bukan pada kereta atau kuda, atau pengalaman dan kemampuan mereka, melainkan pada nama Tuhan Yang Maha Kuasa (Mazmur 20:7). Walaupun kelihatannya tindakan ini konyol/ bodoh, mereka berteriak dari hati yang penuh dengan iman dan kegembiraan yang meluap-luap.


Darlene Zschech pernah menggubah sebuah lagu yang terkenal berjudul, “Shout to the Lord.” diceritakan bahwa dia tidak pernah membayangkan lagu pujian ini akan dinyanyikan di seluruh dunia termasuk di hadapan presiden Amerika Serikat. Darlene menggambarkan bagaimana Roh Kudus mengilhami dia untuk melihat kebenaran mendalam tentang berseru kepada Tuhan. Itu adalah saat yang paling kelam dalam hidupnya ketika dia belajar tentang sukacita, dan keyakinan dalam berseru kepada Tuhan dalam penyembahan.



Ada 2 alasan mengapa orang percaya diperintahkan untuk “BERTERIAK KEPADA TUHAN.”


  • Pertama-tama, berteriak mengungkapkan kegembiraan. Para penggemar pertandingan olahraga tertentu akan berteriak saat tim favoritnya menang dalam kompetisi yang sengit. Teriakan gembira muncul dari dalam. Kegembiraan tidak bisa dibendung. Batin seseorang harus dilepaskan dengan ungkapan pujian dan ucapan syukur. Sebagai orang Kristen kita pun dapat mengalami semburan pujian dan ucapan syukur yang sama. Hati yang dipenuhi sukacita karena Tuhan itu maha besar dan sangat terpuji. Hanya ada satu Allah yang maha dahsyat, perkasa, penuh belas kasihan, dan penuh dengan cinta yang tak berkesudahan – Dia layak menerima teriakan sukacita kita.


  • Kedua, berteriak mengungkapkan rasa percaya diri. Saksikan para penggemar di stadion saat tim mereka tertinggal, dan lawan hanya unggul satu skor. Hanya tinggal beberapa menit lagi untuk bermain. Mereka bangkit dan mulai meneriakkan semangat kepada tim mereka. Sorakan mereka bisa menjadi seperti raungan yang nyaring, semua itu karena mereka yakin timnya masih bisa mengalahkan lawan, dan meraih kemenangan. Demikian pula, orang-orang yang beriman di gereja sering kali berdiri dan dengan lantang menyanyikan pujian mereka kepada Tuhan di tengah pencobaan dan kesulitan. Mereka mengekspresikan iman yang kuat, dan sukacita kepada Tuhan yang secara supernatural campur tangan dalam situasi tersebut.


Jadi, mari singkirkan rasa malu karena meninggikan suara. Seruan kemenangan yang ditujukan kepada Tuhan. Seruan kemenangan menguatkan Anda karena itu mengungkapkan iman Anda. Alasan akan adanya kemenangan adalah karena Allah akan meruntuhkan tembok-tembok masalah dalam hidup kita. Seruan kita tersebut mengirim kita ke dalam pertempuran dengan mempercayai Tuhan lebih daripada diri sendiri, kekuatan sendiri, atau kecerdikan manusia. Tuhan adalah kekuatan kita perisai perlindungan, dan kesuksesan kita!


Sumber: Ps. Dave Rustanto (Koordinator Doa Global)

Post a Comment