Pastoral Hub
top
i

IFGF Global

Menabur Benih di Taman Bunga

Menabur Benih di Taman Bunga

Sewaktu saya menjadi seorang ibu sekitar lima belas tahun yang lalu, saya tidak pernah tahu kalau menjadi ibu itu sangatlah sulit. Tanpa adanya sebuah buku panduan atau bahkan petunjuk-petunjuk yang jelas, saya masuk ke sebuah dunia yang asing, mengejutkan, menegangkan, sekaligus menyenangkan. Setiap hari benar-benar menjadi sebuah pembelajaran bagi saya, yang terkadang menyakitkan, atau bahkan membuat saya merasa gagal, tapi tidak jarang membawa saya juga terbang ke awan penuh dengan sukacita dan kegembiraan.

Artikel sederhana kali ini ingin saya dedikasikan untuk setiap wanita yang dipanggil sebagai ibu, mama, nenek, oma, ataupun berbagai sebutan sejenis lainnya. Saya ingin mengatakan bahwa Anda semua sangatlah istimewa dan juga luar biasa berharga. Anda adalah orang-orang yang menaburkan benih di sebuah taman bunga, yang suatu saat ketika benih itu akhirnya bertumbuh dan mekar, akan menghasilkan bunga-bunga yang wangi, indah, dan bisa dinikmati keberadaannya oleh semua orang yang ada di sekitarnya.

Ada waktunya kita akan merasa semua yang kita lakukan itu sia-sia. Tidak jarang kegagalan yang terjadi membuat kita merasa tidak layak menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anak kita. Tapi mari kita lihat apa yang Alkitab tuliskan mengenai seorang ibu, dari kisah seorang wanita bernama Hagar.

Hagar adalah hamba dari Sara yang melahirkan anak Abraham bernama Ismael. Sewaktu Ismael bertumbuh besar dan Sara melahirkan Ishak, terjadilah sebuah peristiwa yang membuat Sara memutuskan untuk mengusir Hagar serta Ismael keluar dari tempat tinggal mereka. Saat itu Hagar merasa sangat kecewa, apalagi ketika ia melihat Ismael hampir mati karena kehausan di tengah padang gurun Bersyeba. Ia merasa dirinya gagal sebagai seorang ibu, dan keadaan yang terjadi di sekitarnya membuat ia merasa sangat sedih, marah, serta tidak menerima semua kenyataan yang terjadi.

Tapi kemudian, Tuhan Allah menemui Hagar dan cerita Hagar bersama dengan Ismael, anaknya tidak berakhir di situ. Hagar menemukan sebuah kekuatan yang baru dan Ismael bertumbuh menjadi bangsa yang besar dan kuat sebagaimana yang Tuhan rencanakan dan kehendaki sejak ia dilahirkan. Lalu apa yang kita bisa pelajari dari Hagar dan mempraktikkannya dalam kehidupan kita sebagai seorang ibu di masa sekarang ini?

  1. Hagar menangis dan membawa tangisannya kepada Tuhan
    Ketika berbagai permasalahan datang, ketika anak-anak kita menimbulkan berbagai gejolak dalam hati, atau ketika keadaan di sekeliling kita sangat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, menangislah dan pastikan tangisan itu terdengar oleh Tuhan. Bawalah setiap keluh kesah kita kepada-Nya dan curahkan di hadapan-Nya. Sesungguhnya itulah kekuatan kita dalam menjalani hari-hari kita selanjutnya. Tidak banyak orang yang mungkin memahami apa yang kita rasakan, tapi Tuhan teramat mampu untuk menghibur, menguatkan, dan menolong kita dalam segala keadaan.

  2. Hagar mengizinkan Tuhan untuk membuka matanya dan memimpin langkahnya
    Waktu Hagar berusaha melihat dengan matanya sendiri, ia tidak bisa melihat sebuah sumur yang disediakan oleh Tuhan untuknya dan anaknya. Namun ketika Tuhan membukakan matanya, sebuah sumur yang merupakan simbol pengharapan muncul di hadapannya dan dari sumur itu, mereka beroleh kekuatan untuk kembali melanjutkan hidupnya.
    Dalam hidup kita, kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan sering kali menutup mata kita dan membuat kita ingin menyerah. Ketika itu terjadi, izinkan Tuhan membuka mata iman kita dan memperlihatkan rencana-Nya yang indah bagi kita. Minta Tuhan memimpin langkah kita dan memberitahukan apa rencana-Nya bagi anak-anak kita. Bukankah rencana-Nya tidak akan pernah gagal dan pasti akan digenapi?

  3. Hagar dengan taat melakukan bagiannya sampai selesai
    Tuhan berkata kepada Hagar, “Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, …” dan Hagar melakukannya. Alkitab memang tidak menceritakan bagaimana perjuangan Hagar membimbing Ismael, tapi kita bisa melihat sampai hari ini keturunan Ismael adalah bangsa yang besar dan kuat, yang juga disertai oleh Tuhan. Jadi kita bisa yakin bahwa Hagar melakukan bagiannya dengan baik sampai selesai sesuai dengan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya.
    Menjadi seorang ibu memang tidak mudah, namun kunci dari keberhasilan kita hanyalah taat dan lakukan saja bagian kita dengan sebaik-baiknya. Itu cukup untuk mengizinkan Tuhan bekerja dan menyertai anak-anak kita hingga mereka mencapai tujuan yang Tuhan sudah tetapkan dalam hidup mereka.

Kita mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup anak-anak kita kelak. Kita bahkan tidak bisa menjamin mereka pasti akan selalu baik, aman, dan memiliki hidup yang tanpa beban. Namun satu hal yang pasti, ketika kita berjalan bersama dengan Tuhan yang adalah pemilik dari anak-anak kita, dan membiarkan-Nya memegang kendali atas hidup kita dan hidup anak-anak kita, serta taat melakukan apa yang menjadi bagian kita, maka kita sedang mengerjakan sebuah hal besar bersama dengan Dia, menghasilkan generasi-generasi penerus di masa depan yang kuat, handal, serta mengerti kehendak Tuhan dalam hidup mereka.

Wahai para ibu, tetaplah taburkan benih walau mungkin Anda tidak tahu apa yang akan terjadi. Percayalah apa pun yang Anda lakukan tidak akan pernah sia-sia. Anda sedang mempersiapkan pribadi-pribadi luar biasa yang akan muncul untuk menyatakan kasih Tuhan kepada banyak orang, dan semua itu diawali dari hati, tangisan, iman, serta ketaatan Anda.

Sumber : Ps. Ancella Gunawan (Koordinator Kids Global)

Selanjutnya: DIBENTUK MELALUI HAL-HAL YANG BIASA

Post a Comment