BANDARA
Kematian.
Ini bukanlah topik populer yang dibicarakan saat berkumpul makan malam.
Ini bukan juga hashtag populer yang dicari oleh banyak orang.
Tidak ada yang membuat video real akan hal ini.
Dan dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan dalam beberapa budaya.
Tetapi, sekarang kita ada di akhir April 2022. Sejak 2 tahun lalu, senang atau tidak, kematian telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.
Berita tentang pandemi dan peperangan biasanya disebarkan setiap hari.
Angka kematian juga diberitakan setiap hari oleh departemen kesehatan setempat.
Ucapan dukacita mengalir setiap hari lewat whatsapp.
Beberapa dari kita merencanakan dan menghadiri ibadah kedukaan di sepanjang tahun,
Baik secara online maupun hadir secara langsung.
Saya tidak tahu yang mana lebih banyak kita keluarkan, kata-kata penghiburan atau tangisan.
Hal yang tidak bisa dihindari terjadi diantara kita. Kita kehilangan orang-orang yang kita
kasihi di sepanjang kehidupan. Untuk keluarga saya secara pribadi, sejak awal tahun 2021, kami telah kehilangan 8 dari teman terdekat dan anggota keluarga kami karena kanker dan COVID.
Tetapi Tuhan.
Di tengah-tengah semua ini, Tuhan tetaplah Tuhan, dan Dia baik.
Dia terus memberikan firman yang membangun di dalam segala situasi,
mengubah hal yang buruk menjadi hal yang baik.
Pewahyuan demi pewahyuan, kesembuhan demi kesembuhan.
Secara khusus, 1 ayat ini memberikan kehidupan di dalam hati kami, membawa arti yang baru.
Firman ini keluar dari mulut Tuhan Yesus sendiri yang disampaikan kepada seorang saudara perempuan yang kehilangan saudaranya. Ayat ini tertulis di Yohanes 11:25-26 yang berkata:
“Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Apakah kita percaya hal ini?
Kembali pada Juli 2021 lalu, keluarga saya diundang ke Oregon untuk memimpin pujian dan penyembahan di ibadah kedukaan sepupu saya. Semalam sebelum acara, saya menyiapkan hati di dalam ruang hotel. Ketika saya menutup mata, tiba-tiba Tuhan berbicara di dalam hati saya tentang gambaran pusat bandara. Di dalam hiruk-pikuk bandara, orang-orang terburu-buru berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, sambil menarik beberapa bagasi besar. Ada banyak orang yang duduk di pintu gerbang dan ruang tunggu, menunggu pengumuman keberangkatan mereka.

Lalu Tuhan menanyakan kepada saya, “Sewaktu kamu menunggu keberangkatan di bandara apakah kamu akan membongkar barang-barangmu dan membuat dirimu seolah-olah ada di rumah?” Di dalam pikiran saya, saya mulai membayangkan penumpang pesawat yang membongkar barang-barang mereka di tengah-tengah kesibukan suasana gerbang itu; piyama, bantal, shampoo dan sikat gigi mereka, berusaha untuk membuat diri mereka nyaman. Saya mengingat waktu itu saya berpikir betapa konyolnya situasi itu, jadi saya dengan pelan menggelengkan kepala dan menjawab Tuhan “Tidak”.
Kemudian dengan lemah lembut, Tuhan berbicara kepada hati saya,
“Ingatlah bahwa dunia ini tidak seharusnya menjadi tujuan akhir kita.
Kita tidak seharusnya “membongkar” dan membuat diri kita seperti di rumah.
Seperti bandara ini, dunia ini hanyalah tempat penghubung, batu lompatan,
tempat persiapan sebelum kita kembali ke rumah.”
Suara Tuhan waktu itu begitu lemah lembut, tetapi sangat jelas.
Sambil menangis, ayat ini sangat menyentuh jiwa saya.
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
(Filipi 1:21)
Teman-teman, hari itu saya sangat diingatkan bahwa dunia ini bukanlah rumah kita.
Suatu hari nanti, kita akan terbang ke tempat dimana kita bisa memeluk Tuhan Yesus secara langsung. Tempat dimana akhirnya kita bisa melingkarkan tangan kepada-Nya dengan sangat erat, sampai kita tidak pernah mau melepaskan.
Tempat dimana akhirnya kita bisa pulang ke rumah.
Tidak ada lagi kesakitan, air mata dan kanker.
Ini adalah tempat dimana kita bisa bertemu orang-orang yang kita kasihi, dengan wajah berseri, hati yang penuh dan tubuh yang sehat.
Hari itu, kita akan menyadari bahwa mereka berangkat lebih awal.
Betapa besar sukacita yang akan kita rasakan saat reuni itu terjadi.
Tetapi, saat ini, kita masih hidup di dunia ini, dengan nafas di dalam paru-paru kita dan pujian di bibir kita. Masih ada banyak pekerjaan yang harus kita lakukan. Kita punya satu kehidupan yang singkat sebelum kita tinggalkan, dan kita harus kembali fokus dengan hal utama.
- Hidup adalah KRISTUS.
Ayat ini memberikan kita banyak fokus dan tujuan.
Seperti ketika di bandara, kita semua pergi dengan satu tujuan, yaitu untuk meninggalkan tempat itu. Satu-satunya tujuan kita pergi ke bandara adalah untuk terbang menjauh dari bandara. Itu hanyalah tempat sementara. Kita tidak pergi ke bandara untuk tinggal. Kita tidak pergi ke sana untuk dihibur dan diberi makan. Kita tidak membangun kerajaan atau menumbuhkan akar di bandara itu.

Kita hanya pergi ke sana untuk bersiap-siap.
Bersiap-siap untuk apa? Tentu saja untuk tujuan kita yang berikutnya.
Kita memparkirkan mobil, mendaftarkan bagasi, melewati antrian, menyiapkan dokumen kita, makan, dan pergi ke toilet. Kita hanya di sana untuk bersiap-siap.
Jikalau tujuan kita untuk pergi ke bandara adalah untuk bersiap-siap terbang,
maka tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk bersiap-siap untuk kekekalan.
Satu-satunya perbedaan adalah di dalam kekristenan, tugas kita adalah untuk membawa sebanyak-banyaknya orang bersama kita.
Untuk mengenal Tuhan dan mengenalkan Tuhan.
2. Mati adalah KEUNTUNGAN.
Saya rasa kebanyakan kita semua setuju bahwa bandara bukanlah tempat yang paling nyaman. Bandara sangatlah ramai, banyak bakteri dan suara yang berisik.
Tetapi, kita pergi melalui bandara dengan penuh semangat dan kegembiraan,
karena kita tahu kemana kita akan pergi.
SORGA! (dimanapun sorga itu bagimu: Hawaii, Bali, Rumah).
Di hidup ini, tujuan kita adalah SORGA!
Kita bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan kegembiraan karena kita tahu kemana kita akan pergi. Kita punya sorga yang kekal di dimana Tuhan telah menyiapkan tempat bagi kita.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (Yohanes 14:2)
Hari ini, Tuhan ingin kita cek “tiket penerbangan” kita! Bagi kita yang telah kehilangan sahabat-sahabat dan anggota keluarga kita dalam beberapa tahun terakhir ini, kuatkanlah
hatimu! Mereka hanyalah berangkat dengan penerbangan yang lebih awal. Kabar baiknya
adalah: kita semua pergi ke tempat yang sama. Jika kita cek tiket penerbangan kita,
tujuan kita adalah sama. Dari dunia, ke sorga.

Satu hal yang harus kita perhatikan adalah waktu keberangkatan kita.
Faktanya adalah, tidak ada.
Tidak ada yang tahu kapan kita akan berangkat.
Dua tahun terakhir ini mengajarkan kita bahwa kehidupan ini sangatlah singkat!
Kita tidak tahu kapan waktu kita akan habis di dunia ini dan panggilan terakhir kita akan terdengar untuk pergi ke tujuan kita yang sebenarnya.
Kita harus selalu siap.
Hari ini, mari ambil waktu untuk merenungkan kehidupan kita, yang sangat singkat dan
sementara di dunia ini.
Bagaimana kita bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk hidup yang kekal?
Bagaimana kita bisa memperkenalkan Yesus dan membawa sebanyak mungkin orang ke sorga?
Mengapa kita masih di sini?
Apakah tujuan kita HIDUP?
Apakah kita sudah menjadi terlalu nyaman di tempat ini?
Apakah tugas yang Tuhan berikan untuk kita di dunia ini?
Tuhan memberikan tugas yang berbeda kepada setiap kita.
Mungkin tugas kita adalah untuk bekerja di tempat pekerjaan dengan baik sehingga memuliakan nama Tuhan. Bisa juga tugas kita adalah untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengasihi keluarga kita dengan baik.
Salah satu kutipan favorit saya dari Andy Stanley adalah:
“Kontribusi terbesar kita di kerajaan Allah mungkin bukanlah sesuatu yang kita lakukan, tetapi seseorang yang kita besarkan”
Mungkin Tuhan memanggil kita untuk menjadi insinyur, pengusaha, programmer, misionaris,
guru, perawat atau mungkin hanya sekedar menjadi saksi di dalam komunitas kita. Apa pun panggilan kita, marilah kita mengerjakannya dengan sebaik mungkin.
“Untuk hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”
PS. Sampai kita bertemu lagi, sahabat-sahabat terkasih.
Untuk saat ini, tolong peluk Yesus untuk saya.
Artikel ini saya dedikasikan untuk saudari-saudari saya yang terkasih dalam Kristus, Carmen dan Kristin Bong. Ci, tolong sampaikan salam kepada kakek saya ketika kalian bertemu dengannya. Dia adalah orang yang selalu bernyanyi karaoke dalam bahasa Mandarin dengan malaikat-malaikat.
Sumber : Joy Sukadi (Koordinator Wanita Global)
Next: SHARING LOVE WITH IFGF PALU