Tidak ada yang sia-sia
Sebagai orangtua dan pelayan anak, sebuah pertanyaan yang sering muncul adalah apakah anak-anak kita memahami apa yang kita ajarkan kepada mereka? Mampukah mereka bertahan dan berpegang pada kebenaran ketika dunia selalu berusaha untuk menarik mereka? Apakah yang saya lakukan untuk mereka saat mereka masih kecil ini tidak akan sia-sia ketika mereka memasuki usia dewasa?
Sebuah kesaksian dari seorang profesional muda di Jakarta, Michelle, yang dikirimkan kepada kami dan kami bagikan hari ini, kiranya dapat menjadi kekuatan dan inspirasi bagi Anda semua yang mungkin masih dipenuhi pertanyaan seperti itu.
DIA HADIR DALAM LEMBAH KEKELAMAN DAN BUKIT KEMENANGAN
23 Desember 2022 adalah hari dimana perspektif saya tentang Kekristenan berubah. Perubahan yang sangat mengejutkan dan membingungkan, tapi secara keseluruhan, hal itu adalah perubahan yang juga sangat luar biasa bagi saya.
Saya dilahirkan di keluarga Kristen. Sejak bayi, ayah ibu saya sudah menyerahkan saya kepada Tuhan, dan sejak saat itu, saya mengikuti semua aturan dan perintah untuk menjadi seorang Kristen yang baik, hingga saat saya menginjak usia 19 tahun.
Banyak hal yang terjadi ketika itu. Saya mengalami berbagai masalah, yang mengakibatkan kekecewaan, kehancuran hati, trauma, dan amarah tertanam kuat dalam hati saya dan pikiran saya pun dipenuhi oleh kuasa si jahat. Dengan kasih karunia Tuhan, saya memang masih bisa bertahan, tapi apakah saat itu semua terjadi, saya selalu sadar bahwa Dia ada untuk saya? Tentu tidak.
Sejak tahun 2018 hingga pertengahan 2022, saya berada di musim kehidupan dimana saya ‘tahu’ bahwa Tuhan itu ada dan Roh Kudus ada di dalam saya, tapi saya jarang sekali bahkan tidak mencoba untuk memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Saya jarang berdoa dan berbicara dengan Dia, bahkan pelan-pelan saya lupa bagaimana cara menjalani hidup sebagai seorang Kristen yang benar. Saya mulai menjauh dari kasih karunia Allah karena terlalu nyaman dengan dosa-dosa yang saya lakukan.
Padahal bukankah kekristenan adalah sebuah hubungan yang dibangun di atas keintiman dengan Tuhan yang dimulai saat kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Penebus kita, dan dalam prosesnya, kita akan dipenuhi kerinduan untuk melakukan segala hal yang sesuai dengan Firman-Nya? Setidaknya begitulah kekristenan yang saya pahami atau yang diajarkan oleh orang-orang dewasa di atas saya, namun kenyataannya saat itu bagi saya semuanya hanyalah teori.
Dulu saya sangat mendukung dan percaya pada ‘self-love’, ‘pro-choice’, okultisme, sihir dan bahkan ritual satanisme. Saat itu saya sangat yakin bahwa ‘self-love’ lah yang memberi saya kekuatan dan keberanian dalam hidup, bukan Tuhan. Lalu walaupun saya bukan seorang pelaku ilmu hitam atau penyembah setan, saya selalu suka melihat, mendengar, mempelajari, dan juga mempercayai hal-hal tersebut. Akhirnya saya pun menjadi seperti apa yang saya lihat, dengar dan sukai itu. Intinya, pada saat itu saya memberikan seluruh pikiran, hati dan jiwa saya kepada si jahat, dan membiarkan dia mengontrol hidup saya sepenuhnya.
Namun akhirnya mukjizat terjadi! Tuhan menjamah hati dan pikiran saya, serta mengubah seluruh hidup saya, mulai dari persepsi hidup, pemikiran, segala yang saya percayai / ikuti, dan juga iman saya. Dan ketika itu terjadi saya sadar, bahwa cara saya menjalani hidup selama ini tidak sesuai dengan Firman-Nya.
Saya teringat setiap firman yang saya pernah dengar dan saya mulai menyadari dengan sepenuhnya kalau ternyata, Dia SELALU ADA bersama saya hingga sekarang. Dia berdiam di dalam hati saya, Dia benar-benar nyata, Dia memahami saya bahkan menerima saya, dan saat itu saya bisa merasakan damai sejahtera yang melampaui segala akal karena saya tahu semua yang saya pelajari itu bukan hanya teori tapi kenyataan yang saya alami sendiri dalam hidup saya.
Saat ini saya sangat menikmati momen-momen pujian dan penyembahan, dimana saya merasakan kasih-Nya luar biasa, tak kenal lelah, dan sempurna buat saya. Roh Kudus membimbing saya kembali kepada-Nya dan sekarang hati saya dipenuhi dengan sukacita Tuhan. Saya menemukan kedamaian bahkan ketika saya sedang mengalami masalah dan kesulitan. Hari-hari saya dipenuhi dengan tujuan dan saya selalu ingin memberkati orang-orang melalui perkataan saya. Hati dan pikiran saya tenang, jiwa saya selalu ingin memuji Tuhan.
Dia Allah yang setia dan selalu hadir saat saya berada di lembah kekelaman maupun di bukit kemenangan. Dia tidak pernah meninggalkan saya sendirian.
He is the God of the hills and valleys.
I was once lost, but now I am found.
(Michelle Budiman)
Jadi para orangtua dan pelayan anak, jangan berhenti melakukan apa yang Anda sedang lakukan saat ini! Tidak ada yang sia-sia, tidak ada yang tidak berguna. Firman yang Anda taburkan itu akan tertanam dan memegang mereka dengan erat. Doa-doa Anda akan menjadi pagar yang menjaga dan menguatkan mereka bahkan ketika mereka berusaha untuk melupakannya.
Bertahanlan, suatu saat Anda akan melihat dan menikmati buahnya.
Sumber : Ps. Ancella Gunawan (Koordinator Kids Global)